LIMA
Berawal dari keinginan untuk
keluar bareng , namun tak punya tujuan yang pasti. Sebenernya Aku dan Vian sempat berencana
ingin ke Panderman. Eh, ujung-ujungnya
kita masih binggung juga. Selain kita harus nyuri-nyuri waktu kita susah juga
untuk izin. Akhirnya kita menggurungkan niat. Aku sendiri sebenarnya sedang
kangen dengan alam. Pagi itu aku sempat galau di dalam kelas, sampai
aku mondar-mandir keluar masuk kelas.
Beberapa teman ku sempat binggung dengan tingkahku yang tak biasanya, eh
dikira aku putus cinta. Putus cinta dari mana lawong aku gak sempat mikir
gituan.
Lain halnya dengan malam itu,
bukan aku lagi yang galau tapi kakak kelasku. Seperti apa yang kurasakan tadi pagi, Dia galau
pol-pol-an, hehe. Untung datang Pak Bontang yang sedikit membuat hati, sebut
saja kak Belda tenang. Aku pun yang disampingnya yang sejak tadi dibikin panik
sekarang sedikit lega.
Kami segera beranjak menuju
kursi depan XI-IPA 3. Ternyata, ada Vian disana. Akhirnya, kami bertiga berbincang-bincang
kecil. Dan dari itulah kami memutuskan untuk TRIP ALONE, maksudnya tidak ada
yang dari kami bertiga terserah kami mau ngajak teman manapun-siapun yang
penting bukan dari kami bertiga. Lalu kami berpikir sejenak, lalu kami
menemukan tempat masing-masing. Vian rencananya sih mau trip ke Jakarta, untuk
melihat pentas seni budaya. Mba’ Belda akan pergi ke Pasuruan ke air terjun
Kakek bodo. Sedangkan aku sendiri akan pergi ke Kediri untuk survey les-les-an
sekaligus ke rumah Shindy silaturahim J.
Okelah, sekarang Trip dimulai. Aku bersama Ni’mah dan Shindy berangkat hari sabtu jam 10.00 pagi. Kami menuju Landungsari, namun kami tidak langsung menuju pare kami harus ke alun-alun Batu dahulu menemui pak tiiiiiiit untuk mengambil lukisan. Sekaligus sejenak kita istirahat melepas lelah. Mungkin sekitar jam 12 kembali mencari angkot, kami disarankan oleh pak angkot untuk pergi kembali ke terminal kota batu, bagaimana pun jika kita tidak kembali kesana kami tidak akan mendapat tempat duduk. Wah bisa kacau, emang lumayan lo kalo 3 jam kami berdiri, seandainya tidak dapat tempat duduk. Ya, memang menyita sedikit banyak waktu . Sebelum kami berangkat ke terminal, tak lupa kami sholat di Masjid alun-alun kota batu.
Seperti biasa kami harus
menunggu dan pada akhirnya kami berangkat pukul
13.47. sepanjang perjalanan kami menikmati indahnya jalanan apalagi saat
kami sampai di Pujon. Subhanalloh, walaupun aku sering pergi kesana namun
keindahannya masih tetap terjaga, dan
sama sekali tak menjadikan ku bosan untuk berlama-lama melihatnya. Apalagi saat
itu aku duduk di depan, sehingga pemandangan begitu jelas terlihat.
Tak terasa kita sampai di Pare
jam 16.45 sore, walaupun Shindy tadi sempat lupa dengan rumahnya, sehingga 1
bus gempar gara-gara kami sudah siap-siap berdiri di depan pintu untuk keluar, padahal jarak dengan rumah masih lumayan jauh,
mereka sedikit protes karena kami menghalangi
mereka yang mau turun. Untung saja wajah kami sok-sok gak kenal dan sok
polos.
Langsung saja kami sholat dan
mandi makan, sehabis isya’ kami bergegas menuju SIMPANG LIMA GUMUL, sedikit
rasa kecewa karena lampu tiba-tiba padam tapi itu tak berlangsung lama. Cuaca
pun sedikit tak mendukung kami, gerimis. Tapi tak mematahkan niat kami untuk
tetap hunting picture.
Yah, simpang lima gumul adalah
lambang kota Kediri. Dahulu sebenarya tempat itu akan digunakan sebagai mall,
jika masuk kedalam kalian pasti akan menemukan gedung besar dibawah tanah yang
bentuknya hampir menyerupai Mall, berhubung belum ada orang yang berminat
berjualan di daerah itu, sekarang dialihkan sebagai pusat jalan-jalan malam
yang pasti khas dengan lampu kuning-orenye-nya. Lebih unik lagi, setiap simpang
mempunyai gang tersendiri dan didalamnya
terowongan yang ada di bawah jalan raya dan terowongan itu mengarah
kepada parkiran, jadi kalian harus mengingat-ingat dimana kalian harus parkir,
jika tidak, ya kayak aku kemarin salah
jalan. Setelah sampai di parkiran kalian akan menemukan pasar malam. Jangan
salah pasar mlam disana tertata rapi,begitu juga penjualnya memakai pakain yang
sama bahkan tempat untuk jualan-pun disusun dan memakai pernak-pernik yang
sama. Nah, saran aja buat kalian-kalian yang akan pergi ke simpang lima gumul lebih baik kalian kesana saat
malam aja, lebih keren dan lebih terlihat bagus.