Menjelma
lewat tulisan ini, dentuman rinduku semoga bisa tersampaikan. Ohya, Sudah
beberapa hari ini kita berselisih, rasanya aku ingin menulis kembali kesalahan-kesalahan
yang sudah aku perbuat, membosankan sekali jika bertengkar dengan hal-hal yang
sama.
Kamu
tahu, saat aku menulis prolog surat ini, disini hujan sedang turun deras. Hanya
lagu instrument yang menemaniku didalam kamar berukuran 6x3 m ini. Sekilas aku
melihat bayangan wajahmu diluar sana. Entah apa yang kau perbuat mungkin kau
sedang membawakan aku sebuah payung untuk aku pergi bersamamu. Tapi bukankah
kau masih marah?
Andai
saja benar bayanganku…
Ohya, sudah 2 hari kita seperti
berada di hutan antah berantah. Sendiri dan tersesat. Masihkah kamu sabar menanti, walau aku sudah terbiasa
menghilang dari ruangmu? Masihkah kau yakin akan diriku yang kadang membuatmu
resah dan gelisah. Masihkah ada ruang untuku yang selalu menuntut kesabaran
lebih darimu? Bukankah aku yang sering marah sedang kau yang selalu menenangkan.
Bukankah kau yang sering memintaku untuk terus bersabar, walau kadang aku
mengabaikan. Bukankah kau yang selalu menentramkan hatiku saat gelisah melanda.
Bukankah kau yang menepis rasa rinduku?
Sampai saat ini aku masih sering
lupa dengan apa yang kau ingatkan . aku tahu kamu tipe yang sangan pembosan, mungkin
saja kau sudah muak berkali-kali menginggatkan segala kesalahan yang telah
kuperbuat.
Dan kau bilang rela berkorban
adalah wujud sayang. Semoga terus bersabar :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar